Kudus — Dalam rangka memperkuat arah gerak organisasi menjelang Milad ke-113 Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menyelenggarakan Konsolidasi Regional 2025 di Kudus pada Jum’at (21/11/2025). Agenda strategis ini menjadi ruang evaluasi kinerja sekaligus pemantapan sinergi antarlembaga, serta memaparkan proyeksi program PWM Jawa Tengah menuju tahun 2026.
Kegiatan ini diikuti oleh unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah–’Aisyiyah (PTMA), direktur rumah sakit Muhammadiyah–’Aisyiyah, serta perwakilan majelis, lembaga, dan biro PWM Jawa Tengah. Konsolidasi 2025 menjadi momen penting untuk memadukan laporan kinerja PWM, capaian KPI di berbagai tingkat, serta arah kebijakan organisasi yang akan diperkuat pada tahun mendatang.
Dalam paparan laporan kinerja, PWM Jawa Tengah menguraikan perkembangan positif terkait peningkatan skor KPI PWM, UPP, PDM, hingga Ortom, serta penguatan tata kelola di berbagai amal usaha. Selain evaluasi, forum juga memproyeksikan prioritas program 2026, termasuk arah kebijakan besar Goal M48: Jama’ah, Jam’iyah, Jariyah (3J), yang menargetkan 12.000 KMM aktif pada tahun 2027. Target tersebut berdasar penguatan PRM di tingkat desa/kelurahan serta peningkatan kapasitas dai dan jamaah.

Forum ini turut menyoroti delapan prioritas strategis PWM Jawa Tengah untuk 2026, antara lain penguatan kelembagaan, penataan legalitas BUMM, audit dan tax planning, transparansi laporan keuangan, mitigasi risiko AUM kolaps, optimalisasi pengisian KPI, serta inovasi program sebagai instrumen peningkatan daya saing organisasi. Sejumlah catatan penting juga ditegaskan, seperti urgensi sinergi kelembagaan (SWO), manajemen risiko keuangan, dan penataan aset persyarikatan.
Ketua PWM Jawa Tengah, Dr. KH. Tafsir, M.Ag., menegaskan bahwa Milad Muhammadiyah bukan sekadar seremoni, melainkan momentum evaluasi dan perumusan langkah strategis persyarikatan. Ia mengingatkan bahwa dinamika sosial, politik, dan perkembangan global harus terus dicermati agar gerak Muhammadiyah tetap relevan dan berdampak.
KH. Tafsir menyatakan bahwa konsolidasi menjadi sarana untuk memperkuat komunikasi lintas unsur pimpinan, memperjelas peran masing-masing bidang, serta memastikan sinergi antarlembaga berjalan efektif. Ia berharap forum ini mampu memperjelas arah gerak organisasi dan meningkatkan kolaborasi agar kontribusi Muhammadiyah bagi umat dan bangsa semakin nyata.
Editor: Al-Afasy

